Nganjuk

Aktivitas Dakwah di Ruang Digital Jadi Tema Diskusi Literasi Kemenkominfo dengan Komunitas Digital Nganjuk

Diterbitkan

-

Memontum Nganjuk – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) kembali menggelar diskusi literasi digital untuk komunitas digital wilayah Nganjuk di Bendungan Semantok, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, Minggu (25/06/2023) besok sekitar pukul 19.00 WIB.

Diskusi luring (offline) bertajuk ‘Aktivitas Dakwah di Ruang Digital’ itu akan menghadirkan tiga nara sumber. Yakni, dosen dan digital enthusiast, M Adhi Prasnowo, Wakil Ketua Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Tulungagung, Mochamad Ismanu Roziqi, Chief Operating Regional ACSB East Java, Muhajir Sulthonul Aziz dan Mohammad Noviyanto selaku moderator.

“Diskusi literasi digital masuk desa ini digelar gratis. Bisa diikuti dengan cara mengisi link registrasi peserta di https://s.id/DaftarKabNganjuk2506. Peserta akan mendapat e-sertifikat, juga hadiah e-money senilai Rp 1 juta untuk 10 peserta yang beruntung,” tulis Kemenkominfo dalam rilis, Sabtu (24/06/2023) tadi.

Terkait tema diskusi, Kemenkominfo menjelaskan, bahwa era digital telah banyak dimanfaatkan oleh para pendakwah untuk menyampaikan ajaran agama dengan mengajak dan menebar kebaikan. Aktivitas para pendakwah ini, diharapkan mampu mengidentifikasi sekaligus menyikapi pelanggaran dan perilaku kurang etis di ruang digital.

Pelanggaran etika di ruang digital, lanjut Kemenkominfo, pada umumnya bisa berupa informasi hoaks, ujaran kebencian, pornografi, perundungan dan konten negatif lainnya. Untuk itu, interaksi, partisipasi dan kolaborasi para pendakwah diharapkan mampu memberi rasa nyaman ruang digital.

Advertisement

”Adapun prinsip dan ruang lingkup etika yang harus dijunjung, yakni: kesadaran, tanggung jawab, integritas, dan kebajikan,” jelas Kemenkominfo.

Disampaikan Kemenkominfo, selain menjunjung tinggi etika, para pendakwah perlu menghindari pesan dakwah yang tidak ramah di media digital. Diantaranya, membuat klaim kebenaran, mempersulit ajaran agama, bertindak keras, kasar dan emosional, berburuk sangka terhadap pihak di luar golongan, dan mudah mengkafirkan.

Baca juga :

”Dakwah sebaiknya dilakukan dengan aman dan gaul. Kreasikan dakwah digital lewat media sosial, seperti Facebook, Twitter, IG, YouTube, TikTok dengan berbagai kisah dan tulisan inspiratif penuh kebaikan,” sebut Kemenkominfo.

Kemenkominfo berharap, penggunaan ruang digital untuk aktivitas berdakwah harus disesuaikan dengan empat pilar utama literasi digital. Yakni, kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.

Advertisement

“Selain itu, periksa sumber informasi dari lembaga keagamaan yang terpercaya dan punya kredibilitas, membaca komentar dan review tentang konten tersebut sebagai pertimbangan,” tegasnya.

Diskusi literasi digital pada lingkup komunitas, paparnya, untuk diketahui merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia #MakinCakapDigital (IMCD). IMCD diinisiasi Kemenkominfo untuk memberikan literasi digital kepada 50 juta orang masyarakat Indonesia hingga tahun 2024.

Tahun ini, program IMCD menargetkan 5,5 juta warga masyarakat sebagai peserta, utamanya mereka yang belum pernah mengikuti kegiatan literasi digital. IMCD sendiri bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif dan aman.

Program #literasidigitalkominfo tahun ini dilaksanakan sejak 27 Januari 2023. Program Kemenkominfo yang berkolaborasi dengan Siber Kreasi dan 18 mitra jejaring ini membidik segmen pendidikan dan segmen kelompok masyarakat sebagai peserta.

Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan info literasi digital dapat diakses melalui media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Fan Page dan Kanal Youtube Literasi Digital Kominfo serta website info.literasidigital.id. (hms/sit)

Advertisement
Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Terpopuler

Lewat ke baris perkakas